KESADARAN DAN KEPEDULIAN EKOLOGIS BUDAYA DALAM UPACARA MANGONGKAL HOLI SEBUAH KAJIAN DALAM PERSPEKTIF LAUDATO SI’, ART. 143-146

  • Juli Antonius Sihotang Ordo Karmel
Keywords: Kata kunci: cinta, laudato si, upacara, mangongkal holi, keturunan, generasi, warisan

Abstract

Penelitian studi ini menaruh perhatian pada keindahan hidup yang lahir dari cinta akan Tuhan, sesama, dan alam semesta. Warisan kebudayaan lokal adalah salah satu sarana yang disadari, dipelihara, dan diwariskan secara terus-menerus oleh masyarakat sebagai ungkapan cinta yang menyeluruh dalam hidup seperti yang tertuang dalam ensiklik Laudato Si dalam hubungannya dengan ekologi budaya. Dalam budaya Batak, cinta ini terwujud salah satunya dalam upacara mangongkal holi. Upacara adat sebagai ungkapan cinta kepada leluhur yang telah meninggal. Metodologi yang digunakan dalam penelitian studi ini adalah “metodologi kepustakaan” dengan mendalami berbagai buku budaya Batak, terutama upacara mangongkal holi. Upacara mangongkal holi menurut orang Batak juga adalah wujud dari kesadaran untuk memelihara, menghayati, dan mewariskan budaya lokal kepada keturunan mereka. Dengan ini, saya sampai pada temuan bahwa kehidupan manusia bukan hanya mengenai apa yang terjadi saat ini dan kelak di masa depan. Hidup juga apa yang terjadi pada masa lalu yang menghubungkan kenangan, hati, dan batin manusia yang satu dengan yang lainnya, terutama dengan leluhurnya yang telah meninggal dunia.

References

DOKUMEN GEREJA
Gereja, K. W. (1996). Iman Katolik. Kanisius.
Fransiskus, P. (2015). Laudato Si. Dokpen KWI.
Hardawiryana, R. (Ed.). (1993). Gaudium et Spes. In Dokumen Konsili Vatikan II. OBOR.

BUKU-BUKU
Bakker, J. W. M. (1984). Filsafat Kebudayaan. Kanisius dan BPK Gunung Mulia.
Hesselgrave, David J. dan Rommen, E. (1994). Kontekstualisasi Makna, Metode, dan Model. BPK Gunung Mulia.
Maslow, A. H. (2000). Agama, Nilai, dan Pengalaman Puncak. LPBAJ.
Nouwen, H. J. M. (2012). Our Greatest Gift. OBOR.
Riyanto, A. (2013). Menjadi Mencintai. Kanisius.
Schreiner, L. (2000). Adat dan Injil; Perjumpaan Adat dengan Iman Kristen di Tanah Batak. BPK Gunung Mulia.
Siahaan, B. (2011). BATAK Satu Abad Perjalanan Anak Bangsa. PT. Glory Offset Press,.
Simanjuntak, B. A. (2009). Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. OBOR.
Sinaga, A. B. (2004). Dendang Bakti; Inkulturasi Teologi dalam Budaya Batak. Bina Media Perintis.
Situmeang, D. P. L. (2007). Dalihan Natolu Sistem Sosial Kemasyarakatan Batak Toba. KERABAT.
Situmorang, S. (2009). Toba Na Sae. Komunitas Bambu.
Sudhiarsa, R. (2017). Diktat Filsafat Budaya. STFT Widya Sasana.
Vergouwen, J. . (1986). Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Pustaka Azet.

ARTIKEL JURNAL
Hutagaol, Firman Oktavianus dan Prayitno, I. S. P. (2020). Perkembangan Ritual Adat Mangongkal Holi Batak Toba dalam Kekristenan di Tanah Batak. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya. https://doi.org/10.24114/antro.v6i1.16822
Silalahi, Charles David M dan Sibarani, Robert, dan Setia, E. (2019). Local Wisdom Found in Mangongkal Holi Tradition. Jurnal Knowledge E, Volume 201.
Silalahi, Charles David Marudut dan Sibarani, R. (2015). Mangongkal Holi As The Highest Levelof Tradition In Batak Toba Society. Majalah Ilmiah Methoda.
Simanjuntak, Osti Elisabeth dan Sinaga, Lidiman Sahat dan Bahri, S. (2020). The Communicative Functions Of Ulaon Poguni Alaman In Exhumation (Mangongkal Holi) A Funeral Ceremony In Toba Batak. Jurnal Linguistica, Vol. 09, N.
Putri, F. D. (2015). Makna Simbolik Upacara Mangongkal Holi Bagi Masyarakat Batak Toba Di Desa Simanindo Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara. Jom Fisip, Volume 2 N.
Tobing, S. H. (2020). Mangongkal Holi dan Relasi kuasa Apparatus Adat dan Agama. Jurnal Seni Nasional CIKINI, Volume 6.
Published
2020-12-19
Section
Articles