Perubahan Makna Kebangsaan Indonesia Setelah Menjadi Persatuan Indonesia Dalam Pancasila dan Dampaknya bagi Kehidupan Berbangsa Indonesia
Abstract
When Sukarno proposed the concept of Pancasila (Five Principles) in the meeting of the Investigative Body for the Preparation of Indonesian Independence (BPUPK) in 1945, Kebangsaan Indonesia (Indonesian Nationalism) was proposed by Sukarno as the first principle of Pancasila. However, Panitia Sembilan (the Committee of Nine), a sub-committee of BPUPK, changed the wording into Persatuan Indonesia (Unity of Indonesia). Persatuan Indonesia was accepted by BPUPK, but as the third principle. At the time, the region that would be known as Indonesia was ruled by three military governments, each controlled by a branch of the Japanese military. Panitia Sembilan feared that the occupying Japanese regime would give independence to several nations according to Japanese military rules rather than to Indonesia as one nation. An analysis on the impact of this change indicated a change in the fundamental philosophical and ethical meanings inherent in Kebangsaan Indonesia. While Kebangsaan Indonesia honored the diversity of Indonesia and valued the autonomy of each province in Indonesia, Persatuan Indonesia put the control at the central level, which eventually led to the conflict between the central and provincial governments.
References
Dhakidae, Daniel. “Lima Bulan yang Mengguncang Dunia,” Prisma, Jurnal Pemikiran Sosial Ekonomi, Vol. 37. Depok: LP3ES, 2018.
Durkheim, Emile. The Division of Labor in Society. New York: Free Press, 1933.
________. On Morality and Society: Selected Writings. Edited and with an Introduction by Robert N. Bellah. Chicago: The University of Chicago Press, 1973.
Gellner, Ernest. Nations and Nationalism. Second Edition. Itacha: Cornell University Press, 2006.
Harari, Yuval Noah. 21 Lessons for the 21st Century. London: Jonathan Cape, 2018.
Hardiman, F. Budi. “Menggali Pancasila sebagai Filsafat Politik,” Prisma, Jurnal Pemikiran Sosial Ekonomi, Vol. 37. Depok: LP3ES, 2018.
Hatta, Mohammad, H.A. Subardjo Djoyoadisuryo, Alex Andries Maramis, Sunarjo, Abdoel Gafar Prionggodigdo. “Panitia 5” Menjawab: Naskah Uraian Pancasila. (Unpublished Document).
Hobsbawm, E. J. Nations and Nationalism since 1780: Programme, Myth, Reality. Second Edition Cambridge: Cambridge University Press, 1990.
Kahin, George McT. Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca: Cornell University Press, 1952.
Kusuma, RM A.B. Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945. Depok: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016.
Latif, Yudi. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Jakarta: Kompas Gramedia, 2011.
Poespowardojo, M.T. Soerjanto, Alexander Seran. Pancasila: Filsafat Dasar Negara Kesatuan Repiblik Indonesia dan Roh Revolusi Mental. Bahan Pembelajaran Ideologi Nasional Humanis bagi Guru, Dosen, dan Elit Generasi Muda. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2021.
Pranarka, A.M.W. Sejarah Pemikiran tentang Pancasila. Jakarta: CSIS, 1985.
Saidi, Anas. “Politik Identitas Keagamaan Pancasila dan Dilema Keragamaan,” Prisma, Jurnal Pemikiran Sosial Ekonomi, LP3ES, Vol. 37. Depok: LP3ES, 2018.
Saifuddin, Lukman Hakim, Moderasi Beragama: Menjaga Indonesia. Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2022.
________, Moderasi Beragama: Tanggapan Atas Masalah, Kesalahpahaman, Tuduhan, dan Tantangan yang Dihadapinya (Jakarta: Ngariksa, 2022)
Sukarno. Dibawah Bendera Revolusi. Djakarta: Publishing Committee, 1963.
Thayf, Hendragunawan S., M. Mukhtasar Syamsuddin, Supartiningsih. “Riwayat dan Makna Sila Keadilan Sosial,” Prisma, Jurnal Pemikiran Sosial Ekonomi, Vol. 39, Depok: LP3ES, 2020.
Yasni, Z. Bung Hatta Menjawab. Jakarta: Gunung Agung, 1978.
Yewangoe, A. A. Umat Kristen Indonesia dan Pancasila. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2021.