KRISTOLOGI DALAM KONTEKS KEBUDAYAAN SUKU MIGANI DI PAPUA
Abstract
Before Catholic Church entered in the land of Intan Jaya, Migani people already have positive values in their culture. These values are used as the basis and guidance of ethical, moral, spiritual, social and religious life. In such a situation of life, Christianity comes to proclaim Christ and His teachings to the people of Migani. Based on the proclamation of the local community began to re-dig the positive values in their culture. One of the values of culture raised is the life story and the work of a Peagabega figure whose life is similar to that of Jesus Christ. After making an effort to find a “meeting point” between Peagabega and the events of Jesus Christ, so they found a number of similar elements. With this effort the Migani people began to accept and recognize Peagabega as Jesus according to their own cultural pattern. Such an understanding does not intend to live a dualistic faith because Peagabega is only a means for Catholic Migani people to deepen the understanding of Jesus Christ more deeply.
Sebelum Gereja Katolik masuk ke tanah Intan Jaya, masyarakat Migani sudah memiliki kearifan lokal (nilai) dalam kebudayaan mereka. Kearifan-kearifan ini digunakan sebagai dasar dan penuntun bagi kehidupan etis, moral, spiritual, sosial dan religius. Dalam perkembangan selanjutnya, Kristianitas hadir dengan menyerukan Yesus Kristus dan ajaran-Nya kepada masyarakat Migani. Berdasarkan kesadaran bersama, masyarakat setempat mulai menggali lagi kearifan-kearifan lokal dalam budaya mereka. Salah satu kearifan yang ditemukan adalah kisah hidup dan karya Peagabega yang sepertinya mirip dengan kisah hidup Yesus Kristus. Dengan usaha ini, masyarakat Migani mulai menerima dan mengakui Peagabega sebagai Yesus Kristus berdasarkan pola kebudayaan mereka. Pemahaman seperti ini pada dasarnya tidak bermaksud untuk menjalankan iman yang dualistik karena Peagabega hanyalah sarana bagi umat Katolik Migani untuk memperdalam pemahaman tentang Yesus Kristus
References
Adams, Daniel J,Teologi Lintas Budaya-Refleksi Barat di Asia, Jakarta: Gunung Mulia, 1992.
Banawiratma, JB. (Ed.),Kristologi dan Allah Tritunggal, Yogyakarta: Kanisius, 1986.
Bevans, S.B., Model-Model Teologi Kontekstual, Maumere: Ledalero, 2002.
Chupungco, Anscar J., Penyesuaian Liturgi dalam Budaya (terj.), Yogyakarta: Kanisius, 1987.
_____________,Liturgies of the Future: The Process and Methods of Inculturation, New York: Paulist Press, 1989.
_____________,Liturgical Inculturation: Sacramentals, Religiosity, and Catechesis, The Liturgical Press Collegeville: Minessota, 1992.
de Mesa, Jose M., dkk.,Doing Christology: The Re-Appropriation of a Tradition, Quezon City, Philippines: Claretian Publications, 1989.
Dister, Nico Syukur,Kristologi, Sebuah Sketsa, Yogyakarta: Kanisius, 1987.
_____________,Pengantar Teologi, Yogyakarta: Kanisius, 1991.
_____________,Teologi Sistematika, Vol. 1, Yogyakarta: Kanisius, 2004.
Groenen, C.,Peristiwa Yesus, Yogyakarta: Kanisius, 1979.
Harjawiyata, Frans,Yesus dan Situasi Zaman-Nya, Yogyakarta: Kanisius, 1998.
Hesselgrave, David J., dkk.,Kontekstualisasi: Makna, Metode dan Model, Jakarta: Gunung Mulia, 1995.
Jacobs, Tom,IMANUEL: Perubahan dalam Perumusan Iman akan Yesus Kristus, Yogyakarta: Kanisius, 2000.
________,Paham Allah, Yogyakarta: Kanisius, 2002.
Keene, Michael,Yesus, Yogyakarta: Kanisius, 2007.
Mardiatmadja, B.S.,YesusSaudaraKita, Yogyakarta: Kanisius, 1983.
Schreiter, R.J., Rancang Bangun Teologi Lokal, Jakarta: Gunung Mulia, 1991.
Shorter, Aylward,Toward a Theology of Inculturation, Maryknoll, N.Y.: Orbis Books, 1988.
_____________, Evangelization and Culture, London: Geoffrey Chapman/Maryknoll. NY.: Orbiks Books, 1994.
Singgih, Emanuel Gerrit,Berteologi dalam Konteks, Pemikiran-Pemikiran Mengenai Kontekstualisasi Teologi di Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, 2000.
Sobrino, Jon,Jesus in Latin America, Maryknoll, N.Y.: Orbis Books, 1988.
Standaert, Nicolas,Inculturation: The Gospel and cultures,Philippines: Saint Paul Publications, 1990.
Sugirtharajah, R.S,Wajah Yesus di Asia, terj. Ioanes Rakhmat, Jakarta: Gunung Mulia, 1994.
Suharyo, I.,Pengantar Injil Sinoptik, Yogyakarta: Kanisius, 1989.
Karya ilmiah, Ensiklopedia, Artikel, dan Kamus
Houlden, Leslie (ed.),”Jesus in History, Thought, and Culture”, An Encyclopedia, Volume One: A-J, Santa Barbara, California: ABC CLIO, 2003.
Hubers, Th.,”Berkristologi dalam Konteks Budaya”, Suara Fajar Timur, Jayapura: Percetakan Labor, 1996.
Japugau, Elias,Analisis Suku Moni dan Dinamika Hidupnya: Suatu Metode Menggali Praktek Hidup Suku Moni, Migani Ju Hago: Timika, 1999.
Leon-Dufour,Xavier,Ensiklopedi Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius, 1990.
O’Collins, Gerald, dkk.,Kamus Teologi, Yogyakarta: Kanisius, 1996.
Tabuni, Natalis,Relasi Orang Moni dengan “Emo”, Skripsi, Jayapura: STFT “Fajar Timur”, 1999.
Tebay, Neles,Menemukan Wajah Kristus dalam Budaya Papua, makalah seminar dalam rangka perayaan 75 tahun OFM masuk di Tanah Papua, 2012.
Dokumen Gereja
Hardawiryana, R.,Dokumen Konsili Vatikan II, Obor: Jakarta, 1993.
Kongregasi Ibadat dan Tatatertib Sakramen,De Liturgia Romana et Inculturazione, Jakarta:Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 25 Januari 1994.
Lembaga Alkitab Indonesia,Alkitab Deuterokanonika, Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia, 2013.
Paulus VI,Evangelii Nuntiandi, Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 8 Desember 1975.
Yohanes Paulus II,Redemptoris Missio, Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 7 Desember 1990.
_____________,Church in Asia, Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 6 November 1999.