THEOLOGY OF THE MARGINS: Christian Experience in a Multicultural Context
Abstract
Artikel ini mengajak mencermati kedudukan orang-orang Kristen dalam Negara multikultural seperti Indonesia sebagai kelompok yang bukan hanya marginal secara geografis tetapi juga secara sosial politis. Bagaimana posisi ini dilihat dari perspektif teologis? Umumnya kelompok-kelompok marginal memiliki keutamaan-keutamaan lebih yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka, seperti kerendahan hati, kesabaran, kesederhanaan, kasih, pengampunan, pelayanan, pengertian, dll. Itulah siasat hidup kaum marginal, yang berguna bukan hanya untuk memperjuangkan eksistensi kelompoknya tetapi lebih-lebih untuk meningkatkan kualitas kehidupan itu sendiri. Selanjutnya artikel merujuk kepada sejumlah referensi biblis dan teologis yang mendukung nilai-nilai ini. Yang menjadi persoalan sekarang, apakah orangorang Kristen marginal ini sungguh-sungguh mampu memberikan bumbu penyedap bagi bangunan suatu ‘kebudayaan kehidupan’? Yang jelas, tantangan teologis ini merupakan pergulatan yang tidak kunjung selesai.
References
Crisis Centre Keuskupan Amboina, “Lintas Peristiwa Kerusuhan di Maluku, Periode 15 Januari 1999 – 13 April 2001”, Ambon, 13 April 2001.
Eiseman, F.B., Bali: Sekala and Niskala. Vol. I: Essay on Religion, Ritual, and Art, Singapore: Periplus Editions, 1996.
Goris, R., “De strijd over Bali en de zending”: De waaarde van Dr. Kraemer’s boek, Batavia: Minerva, 1933.
Halim Wahidin, “Sang Timur and Empowerment of Civil Society”, http://www. thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20041113.E03&irec=2
John Paul II, Apostolic Exhortatio “Ecclesia in Asia”, New Delhi (November 1999), http://www.vatican.va/holy father/john_paul_ii/apost_ exhortations/documents/hf_jp-ii_exh_06111999_ ecclesia-in-asia_ en.html.
Lombard, D., Nusa Jawa: Silang Budaya Kajian Sejarah Terpadu. Volume 3: Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris, Jakarta: Gramedia, 1996.
Mahsun, “Tragedi di Pulau ‘Seribu Mesjid’: Konflik Agama atau Perlawanan Budaya”, Antropologi Indonesia, 63 (2000) pp. 82-91.
Mangunwijaya, YB., Gereja Diaspora, Yogyakarta: Kanisius, 1999.
Mardiatmadja, B.S., “Gereja Indonesia menyongsong tahun 2000”, in Penerbit-Percetakan Kanisius and Universitas Sanata Dharma, Gereja Indonesia Pasca-Vatikan II. Refleksi dan Tantangan, Yogyakarta: Kanisius, 1997, pp. 33-55.
Muskens, M.P.M., Partner in Nation Building. The Catholic Church in Indonesia, Aachen: Missio Aktuell Verlag, 1979.
Ramage, Douglas E., Politics in Indonesia. Democracy, Islam and the Ideology of Tolerance, London: Routledge, 1997.
Robinson, Kathryn, “Ketegangan Antaretnis, Orang Bugis, dan Masalah ‘Penjelasan’”, Antropologi Indonesia, 63 (2000) pp. 45-53.
Suparlan, Parsudi, “Masyarakat Majemuk dan Perawatannya”, Antropologi Indonesia, 63 (2000) pp. 1-14.
Tim Pencari Fakta GP Ansor Jatim, “Fakta & Kesaksian Tragedi Situbondo”, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, Surabaya, 10 Oktober 1996.
Tule, Philipus, “Religious Conflicts and a Culture of Tolerance: Paving the Way for Reconciliation in Indonesia”, Antropologi Indonesia, 63 (2000) pp. 92-108.19 Cf. Y.B. Mangunwijaya, Gereja Diaspora, Yogyakarta: Kanisius, 1999.