KEDUDUKAN DAN FUNGSI PESINDEN WAYANG MALANGAN DI KELUARGA, KOMUNITAS SENI PERTUNJUKAN DAN MASYARAKATNYA Kajian Budaya, Analisis Gender
Abstract
This study tries to expose traditional singer (pesinden) or waranggana life in Kota Malang and Kabupaten Malang. Gender analysis aimed is an analysis carried out to recognize conditional background and problems causing different roles between women and men. Theory used is Giele theory (1977) modified by Hagul (1987: 2-3). This theory focuses on some options taken in life (life option) of traditional singer (pesinden) in Malang. Six measurements used include political activity and behavior, free movement in job field, family establishment and pesinden rights, educational level she reaches, health and sexual attitude in her family and cultural expression in wayang entertainment art community. Those six measurements are used to recognize the status and role of pesinden in family, entertainment art community, and public. Pesinden position in her family is her right in selecting her husband, living right in sexual aspect and her right to propose divorce if there is unharmony in her family, the high status of pesinden in entertainment art community with special reward as high as main ‘level’ niyaga (traditional music player) and status of pesinden in her public with good ‘image’ in her audiences eyes. Pesinden function in her family as mother, as main supporting artist in entertaiment art community and as public organization pioneer in her community.
References
Brooks, Ann, Postfemenisms: Femenism, Cultural Theory and Cultural Forms, London: Routledge (terjemahan Wibowo, S. Kunto Adi, Posfemenisme & Cultural Studies, 2005, Bandung: Jalasutra), 1997.
Daulay, Harmona, Pergeseran Pola Relasi Gender di Keluarga Migran (Studi Kasus TKIW di Kecamatan Rawamarta, Kabupaten Krawang, Jawa Barat), Yogyakarta: Galang Press, 2001.
Fakih, Mansour, Analisis Gender & Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1996.
Guritno, Pandam, Wayang, Kebudayaan Indonesia dan Pancasila, Jakarta: UI Press, 1988.
Giele, J.Z. and A.C. Smoks (Ed.), Women: Roles and Status in Eight Countries, New York: John Wiley & Sons, 1997.
Hagul, Peter, Penelitian tentang Kedudukan dan Status Wanita di Indonesia, Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependidikan Universitas Gadjah Mada, 1987.
Ihromi, T. O. (Ed.), Kajian Wanita dalam Pembangunan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995.
Ishadi, SK., “Media Seni dan Seni Media: Situasi Kini” (makalah belum diterbitkan dalam Seminar Seni Pertunjukan Global dan Globalisasi Seni Pertunjukan). Tirta Gangga, Karangasem (Bali). Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 1999.
Ollenburger, Jane C & Moore, Helen A. A Sosiologi of Women (Sosiologi Wanita, Terjemahan Sucahyono, Budi & Sumaryono, Yan), Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996.
Oetomo, Mochtar, W., “Pseudo Metaphor Srikandi. Gambaran Perempuan dalam Wayang Purwa”, Kompas, Senin 30 September 2002, 4.
Sanderson, Stephen K., Sosiologi Makro (Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial), Jakarta: Rajawali Press, 1993.
Sudaryanto, Kamus Pepak Basa Jawa, Yogyakarta: Kongres Bahasa Jawa, 2001.
Soedarsono, R.M., Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 1999.
Sujamto, Wayang dan Budaya Jawa, Semarang: Dahara Prize, 1992.
Supriyanto, Henri, “Pemberdayaan Wanita dalam Komunitas Seni Pertunjukan Tradisional” (Analisis Gender Seni Pertunjukan di Jawa Timur) (Makalah Temu Ilmiah dan Festival MSPI ’95). Mataram: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 1995.
______, (Ed), Kidung Sindhen Malangan. Malang: Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Malang, 2002.
Soeratno, S. Chamamah, “Pemberdayaan Perempuan Menuju Hidup Harmoni”, Jawa Pos, Selasa Legi 19 September 1995, 4.
Wahyuningroem, Sri Lestari, “Sistem Pemilu, Partai Politik dan Keterwakilan Perempuan”, Kompas, Senin 23 September 2002, 29.
Ware, Helen, Women, Demography and Development, Canbera: The Australian National University. ANU Development Studies Center, Demography Teaching, notes 3, 1981.
Yunus, Syarifuddin, “Analisis Gender dan Pemberdayaan Wanita”, Suara Pembaruan, Kamis 14 September 1995, Th. IX, No. 3023, 4,8 dan 9.
______,“30 Persen Perempuan di Lembaga Politik”, Kompas, Senin 9 September 2002, 36.